Postingan

Kisah Kelahiran Sunan Pakubuwono X - Artikel Surat Kabar Soerabaijasch Handelsblad

Gambar
Ayah dan Anak: Susuhunan Ke Sembilan dan Ke Sepuluh Sunan Pakubuwono IX dan GKR. Pakubuwono Diterjemahkan dari surat kabar  Soerabaijasch Handelsblad , 7 Oktober 1936. Jika seseorang ingin mengetahui kepribadian Sunan Pakubuwono X dari Surakarta, maka pertama-tama ia harus meninjau kembali kepada orang tuanya, yakni Sunan Pakubuwono IX beserta pendampingnya, yang menurut sejarah telah membentuk manajemen yang sangat baik dengan segala macam perbaikan dan reformasi di hampir setiap bidang. Sepertinya ada suasana ajaib menggantung di (atas) kedua orang tua dari Susuhunan Pakubuwono yang ke-10 ini. Apakah ini legenda atau kenyataan? Apakah ini campuran kebenaran dan tipuan? Hal ini masih harus dibuktikan. Dalam kenyataan keseluruhannya, seperti yang diceritakan oleh banyak orang, ada hembusan nafas kedamaian dan kegembiraan. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang memiliki daya tarik yang sangat kuat dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga kerajaan ini, diterima dengan penuh...

Sejarah Tari Bedhaya Ketawang dan Makna Filosofisnya

Gambar
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan salah satu pusat penciptaan, kelahiran, pengembangan, dan pelestarian budaya Jawa. Salah satu produk kebudayaan yang masih dilestarikan oleh Keraton Surakarta adalah Tari Bedhaya Ketawang. Tari Bedhaya Ketawang adalah salah satu komposisi tari putri klasik yang dibawakan oleh sembilan orang penari putri yang diiringi oleh Gendhing Ketawang. Kata ketawang berasal dari kata tawang , yang dalam bahasa Jawa berarti langit. Maka secara harfiah Tari Bedhaya Ketawang menggambarkan suasana langit sebagai tempat tertinggi dengan segala komponennya. Dari segi kedudukan, Tari Bedhaya Ketawang merupakan tarian paling sakral dan paling utama dari seluruh tarian di Keraton Surakarta. Tari Bedhaya Ketawang hanya ditampilkan satu kali dalam setahun yaitu ketika upacara Jumenengandalem (upacara kenaikan tahta Sunan), serta di saat upacara Tingalandalem Jumenengan (upacara peringatan kenaikan tahta Sunan). Sejarah Tari Bedhaya Ketawang R.T. Warsadining...

Raja Chulalongkorn dan Pesona Batik Indonesia

Gambar
Bukti sejarah hubungan erat Indonesia dan Thailand dapat disaksikan dengan jelas dalam 307 potong kain batik berbagai corak yang berasal dari akhir abad ke-19 yang dipamerkan di Museum Tekstil Ratu Sirikit ( Queen Sirikit Museum of Textiles /QSMT), di kompleks Istana Raja Thailand ( Grand Palace ), Bangkok, mulai akhir Oktober 2018 sampai musim semi 2021. Pameran tersebut bertema " A Royal Treasure: Javanese Batik from the Collection of King Chulalongkorn of Siam ", yang memamerkan ratusan k ain batik koleksi Raja Thailand ke-5, Chulalongkorn. Selama masa pemerintahannya yang panjang, Raja Chulalongkorn - atau gelar resminya Raja Rama V - mengunjungi Pulau Jawa (Hindia Belanda pada saat itu) selama tiga kali antara tahun 1871 dan 1901.  Sejak kunjungan yang pertama, Raja Chulalongkorn menampakan ketertarikannya yang besar terhadap seni batik, sehingga pada kunjungannya yang ke dua dan ke tiga Raja mulai mengoleksi kain batik dari berbagai sentra produksi batik di pulau Jawa; ...

Sejarah Perang Puputan Badung 1906

Gambar
Lukisan "Puputan Badung, the Fall of Kingdom 1906" karya Agung Mangu Putra (cat minyak di atas kanvas, 2015) Sejarah awal puputan Bali yang terjadi di Kerajaan Badung atau dikenal sebagai Perang Puputan Badung , yang terjadi pada 20 September 1906, dapat ditarik jauh pada masa tahun-tahun awal sebelum terjadinya perang. Semua berawal ketika seorang jenderal yang telah berhasil menghancurkan Kesultanan Aceh, diangkat menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda. Tahun 1904, Yohannes Benedictus van Heutsz, seorang jenderal sekaligus mantan gubernur militer Aceh, diangkat menjadi gubernur jenderal menggantikan Willem Rooseboom untuk masa jabatan lima tahun. Van Heutsz terkenal sebagai perwira tinggi yang mempunyai cita-cita agar “Pax Neerlandica” (menguasai seluruh Nusantara dan menjalankan suatu pemerintahan yang seragam dan satu kesatuan atas nama pemerintah Hindia Belanda di Batavia) berlaku mutlak di seluruh wilayah Nusantara yang menjadi jajahan Belanda. Pandangan dan pendirian...